Tampilkan postingan dengan label SEJARAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SEJARAH. Tampilkan semua postingan

7 September 2012

Front Asia Pasifik dan Pengaruh pemerintahan Jepang terhadap Indonesia

Perang Dunia II di medan Asia-Pasifik diawali oleh Jepang dengan membom secara tiba-tiba terhadap pangkalan terbesar Angkatan Laut Amerika Serikat Pearl Harbour di Pasifik tanggal 7 Desember 1941. Lima jam setelah penyerangan itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda Van Starkenborg Stachouwer menyatakan perang terhadap Jepang. Jepang dalam waktu singkat melakukan serbuan ke selatan yakni pada tanggal 8 Desember 1941 menyerbu lapangan terbang Clark Field dan lapangan Iba di Pulau Luzon Filipina. Setelah berhasil menguasai dua tempat tersebut Jepang melanjutkan menduduki P. Hainan, Hongkong, dan Bangkok. Hongkong merupakan pos terdepan bagi Inggris di Asia. Pada tanggal 10 Desember 1941 Jepang menduduki Pulau Luzon dan Bataan di Filipina dengan mendapat perlawanan sengit dari pasukan Amerika yang dibantu sukarelawan Filipina. Kemudian pada tanggal 16 Desember 1941 Jepang berhasil menduduki Birma (Myanmar) dan akhirnya pada tanggal 20 Desember 1991 Jepang menduduki Davao di Filipina.

10 Agustus 2012

PERANG DUNIA DUA DAN PENGARUHNNYA

Tentu kalian pernah mendengar kata Perang Dunia, bukan? Apakah yang kalian bayangkan ketika mendengar kata tersebut? Apakah seluruh penduduk saling bertempur dalam waktu yang bersamaan? Tentu sangat mengerikan, bukan? Yang dimaksud Perang Dunia bukan karena seluruh penduduk dunia bertempur, tetapi pengaruh atau akibat perang tersebut dirasakan oleh seluruh masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Pada awal PD II, Jepang berhasil merebut daerah jajahan Sekutu te

2 Agustus 2012

Kronologis, Penyebab Umum, dan Penyebab Khusus Perang Dunia II




Meletusnya Perang Dunia II pada dasarnya berkaitan erat dengan Perang Dunia I, yakni merupakan kelanjutan dari Perang Dunia I. Perang Dunia I telah mengakibatkan dampak besar bagi dunia, yaitu seperti kehancuran dan kerugian yang sangat besar, krisis perekonomian dunia, serta kematian jutaan jiwa. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengakhiri Perang Dunia ke I adalah dengan melakukan genjatan senjata dan merancang suatu perjanjian (perjanjian Versailles) untuk mengakhiri Perang Dunia I.

Perjanjian
Versailles itu berisi tentang tuntutan sekutu (Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Jepang) kepada Jerman untuk:
(1). Menyerahkan daerah kekuasaannya kepada Inggris, Perancis dan Jepang.
(2). Menanggung ganti rugi perang.
(3). Memperkecil angkatan militer atau perangnya.
(4). Menyerahkan kapal-kapal dagang kepada Inggris, dan
(5). Memberikan wilayah Jerman bagian barat sungai Rhein sebagai jaminan (Selama 15 tahun).

24 Agustus 2011

SEJARAH - PERJUANGAN B.INDONESIA MELAWAN PENJAJAH


Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah

Image:baddaii.jpg
Pada abad ke-16 berlayarlah bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Tujuan mereka mencari rempah-rempah. Selain itu mereka juga menyebarkan agama Kristen. Dari pelayaran tersebut sampailah mereka ke Nusantara. Setelah sampai di Nusantara timbullah keserakahan mereka. Semula mereka hanya berdagang kemudian mereka ingin menguasai Nusantara. Diantara mereka yang paling lama menguasai dan menjajah Indonesia adalah bangsa Belanda. Kita akan mempelajari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam membebaskan dirinya dari belenggu penjajahan. Bagaimana para pemuda bangsa terketuk hatinya untuk mengadakan gerakan nasional. Peranan para pemuda yang sangat besar sehingga lahir sumpah pemuda. Bagaimana kalian meneladani jejaknya? kalian akan bangga bukan? Tentunya kita harus bangga pada tokoh pejuang bangsa kita.

A. Penjajahan Belanda di Indonesia

Sebelum mempelajari materi yang baru, adakah di antara kalian yang belum memahami materi yang lalu? Sekarang marilah kita pelajari tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Untuk mengawali, perhatikan penjelasan tentang kedatangan penjajah Belanda di Indonesia. Tahun 1596 Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman, pertama kali mendarat di Banten. Tahun 1602 Belanda mendirikan kongsi dagang VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie ) di Batavia untuk memperkuat kedudukannya. VOC mempunyai hak istimewa disebut Octroi. Gubernur Jendral VOC pertama Pieter Both, kemudian digantikan J. P. Coen.
Image:Londo.jpg
VOC ingin menguasai pusat-pusat perdagangan, seperti Batavia, Banten, Selat Sunda, Makasar, Maluku, Mataram (Jawa), dan berbagai daerah strategis lain. Belanda dapat menguasai Nusantara karena politik kejam mereka yaitu politik adu domba. Belanda mengadu domba raja-raja di daerah sehingga mereka terhasut dan terjadilah perang saudara dan perebutan tahta kerajaan. Belanda membantu pemberontakan dengan meminta imbalan daerah kekuasaan dagang (monopoli perdagangan). Akhir abad ke-18 VOC bangkrut dan dibubarkan tanggal 31 Desember 1799. Indonesia diperintah oleh Kolonial Belanda dengan gubernur jendral pertama Daendels yang sangat kejam. Rakyat dipaksa kerja rodi membuat jalan sepanjang 1.000 km (dari Anyer–Panarukan), mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya juga membangun Pelabuhan Merak. Daendels digantikan Jansens yang kemudian dikalahkan Inggris. Tahun 1816 Indonesia dikembalikan ke Belanda, dengan Van den Bosch sebagai gubernur. Ia menerapkan politik tanam paksa. Tujuannya untuk mengisi kas Belanda yang kosong.Tanam paksa menyengsarakan rakyat, selain rakyat dipaksa menanam 1/5 tanahnya dengan ketentuan Belanda, mereka juga dipaksa membayar pajak dan ganti rugi tanaman.

1. Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Mataram (Tahun 1628 dan Tahun 1629)

Raden Mas Rangsang menggantikan Raden Ma Martapura dengan gelar Sultan Agung Senapati Ing Alogo Ngabdurrachman. Ia adalah Raja Mataram yang memakai gelar Sultan, sehingga lebih dikenal dengan sebutan Sultan Agung. Sultan Agung memerintah Mataram dari tahun 1613–1645. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Mataram mencapai kejayaan. Dalam memerintah kerajaan, ia bertujuan mempertahankan seluruh tanah Jawa dan mengusir Belanda dari Batavia.
Image:sultan agung.jpg
Pada masa pemerintahannya, Mataram menyerang ke Batavia dua kali (tahun 1628 dan tahun 1629), namun gagal. Dengan kegagalan tersebut, membuat Sultan Agung makin memperketat penjagaan daerah perbatasan yang dekat Batavia, sehingga Belanda sulit menembus Mataram. Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan digantikan putranya bergelar Amangkurat I.

2. Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten (1650–1682)

Sultan Ageng Tirtayasa memerintah Banten dari tahun 1650–1692. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Banten mengalami masa kejayaan. Ia berusaha memperluas kerajaannya dan dan mengusir Belanda dari Batavia. Banten mendukung perlawanan Mataram terhadap Belanda di Batavia. Sultan Ageng Tirtayasa memajukan aktivitas perdagangan agar dapat bersaing dengan Belanda. Selain itu juga memerintahkan pasukan kerajaan Banten untuk mengadakan perlawanan terhadap Belanda di Batavia. Kemudian mengadakan perusakan perkebunan tebu milik Belanda di Ciangke. Menghadapi gerakan tersebut membuat Belanda kewalahan. Pada tahun 1671 Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkota menjadi raja pembantu dengan gelar Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji). Sejak saat itu Sultan Ageng Tirtayasa beristirahat di Tirtayasa.

3. Sultan Hasanudin dari Makasar Sulawesi Selatan yang Mendapat

Julukan Ayam Jantan dari Timur Pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin, Kerajaan Makasar mencapai masa kejayaan. Cita-cita Sultan Hasanudin untuk menguasai jalur perdagangan Nusantara mendorong perluasan kekuasaan ke kepulauan Nusa Tenggara. Hal itu mendapat tentangan Belanda. Pertentangan tersebut sering menimbulkan peperangan. Keberanian Sultan Hasanudin dalam memimpin pasukan Kerajaan Makasar mengakibatkan kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanudin, Belanda menjulukinya dengan sebutan “Ayam Jantan dari Timur”.

4. Pattimura (Thomas Matulesi) dari Maluku

Pada tanggal 16 Mei 1817 Rakyat Maluku di bawah pimpinan Pattimura (Thomas Matulesi) mengadakan penyerbuan ke pos Belanda dan berhasil merebut benteng Duurstede. Dari Saparua perlawanan meluas ke tempat lain seperti Seram, Haruku, Larike, dan Wakasihu. Hampir seluruh Maluku melakukan perlawanan, sehingga Belanda merasa kewalahan. Pada tanggal 15 Oktober 1817, Belanda mulai mengadakan serangan besar-besaran. Pada bulan November 1817 Thomas Matulesi berhasil ditangkap.

5. Imam Bonjol dari Sumatra Barat

Rakyat Minangkabau bersatu melawan Belanda. Terjadi pada tahun 1830– 1837. Perlawanan terhadap Belanda di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol. Untuk mengatasi perlawanan rakyak Minangkabau, Belanda menerapkan siasat adu domba. Dalam menerapkan siasat ini Belanda mengirimkan pasukan dari Jawa di bawah pimpinan Sentot Prawiradirja. Ternyata Sentot beserta pasukannya membatu kaum padri. Karena itu Sentot ditangkap dan diasingkan ke Cianjur,Jawa Barat. Pada akhir tahun 1834, Belanda memusatkan pasukannya menduduki kota Bonjol. Tanggal 16 Juni 1835, pasukan Belanda menembaki Kota Bonjol dengan meriam. Dengan tembakan meriam yang sangat gencar Belanda berhasil merebut Benteng Bonjol. Akhirnya pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol menyerah. Dengan menyerahnya Tuanku Imam Bonjol berarti padamlah perlawanan rakyat Minangkabau terhadap Belanda.
Image:imam benjol.jpg

6. Diponegoro (Ontowiryo) dari Yogyakarta (1825 – 1830)

Pangeran Diponegoro dengan nama kecil Raden Mas Ontowiryo, putra sulung Sultan Hamengkubowono III, lahir pada tahun 1785. Melihat penderitaan rakyat, hatinya tergerak untuk memperjuangkannya. Perlawanan Diponegoro pemicu utamanya adalah pemasangan tiang pancang membuat jalan menuju Magelang. Pemasangannya melewati makam leluhur Diponegoro yang dilakukan tanpa izin. Karena mendapat tentangan, pada tanggal 20 Juli 1825 Belanda melakukan serangan ke Tegalrejo. Namun dalam serangan tersebut tidak berhasil menemukan Diponegoro, karena sebelumnya Diponegoro telah memindahkan markasnya di Selarong. Dalam perlawanan melawan Belanda Pangeran Diponegoro dibantu Pangeran Mangkubumi, Sentot Pawirodirjo, Pangeran Suriatmojo, dan Dipokusumo. Bantuan dari ulama pun ada, yaitu dari Kyai Mojo dan Kyai Kasan Basri
Image:pangeran di ponogoro.jpg
Untuk mematahkan perlawanan Diponegoro, Belanda melaksanakan siasat Benteng Stelsel (sistem benteng). Dengan berbagai siasat, akhirnya Belanda berhasil membujuk para pemimpin untuk menyerah. Melihat hal itu, Pangeran Diponegoro merasa terpukul. Dalam perlawanannya akhirnya Pangeran Diponegoro terbujuk untuk berunding. Dalam perundingan, beliau ditangkap dan diasingkan ke Makasar sampai akhirnya meninggal dunia pada tanggal 8 Januari 1855.

7. Pangeran Antasari dari Banjarmasin

Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Hidayat dan Pangeran Antasari. Perlawanan tersebut terkenal dengan Perang Banjar, berlangsung dari tahun 1859–1863. Setelah Pangeran Hidayat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur, Jawa Barat perlawanan rakyat Banjar masih terus dilakukan dipimpin oleh Pangeran Antasari. Atas keberhasilan memimpin perlawanan, Pangeran Antasari diangkat sebagai pemimpin agama tertinggi dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Beliau terus mengadakan perlawanan sampai wafat tanggal 11 Oktober 1862.
Image:pangean antasari.jpg

8. Sisingamangaraja XII dari Tapanuli Sumatra Utara

Sisingamangaraja lahir di Baakara, Tapanuli pada 1849 dan menjadi raja pada tahun 1867. Saat bertahta, ia sangat menentang penjajah dan melakukan perlawanan, akibatnya ia dikejar-kejar oleh penjajah. Setelah tiga tahun dikejar Belanda, akhirnya persembunyian Sisingamangaraja diketahui dan dikepung ketat. Pada saat itu komandan pasukan Belanda meminta kembali agar ia menyerah dan menjadi Sultan Batak, namun Sisingamangaraja tetap menolak dan memilih mati daripada menyerah.

Image:2paneran.jpg

B. Pergerakan Nasional Indonesia

Pergerakan nasional adalah perjuangan yang mengikutsertakan seluruh rakyat Indonesia. Latar belakang timbulnya pergerakan nasional adalah rasa senasib dan sepenanggungan, penderitaan rakyat akibat penjajahan, rakyat yang tidak mempunyai tempat mengadu nasib, adanya golongan terpelajar yang sadar akan perjuangan, dan kemenangan Jepang melawan Rusia pada tahun 1905. Sesudah tahun 1908 perjuangan banyak ditempuh dengan jalan diplomasi. Kegagalan perjuangan sebelum tahun 1908 disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut. 1. Belum ada persatuan dan kesatuan di seluruh Nusantara. 2. Perjuangan masih bersifat kedaerahan. 3. Kalah dalam persenjataan dan teknik perang.
Image:kartini.jpg
Tokoh penting pergerakan nasional antara lain sebagai berikut. 1. R. A. Kartini lahir di Jepara 21 April 1879 Jawa Tengah. Menerbitkan buku Habis Gelap Terbitlah Terang , cita-citanya ingin memajukan kaum wanita sederajat dengan pria. Ia mendapat gelar pahlawan emansipasi wanita. 2. Dewi Sartika dari Jawa Barat. Ia mendirikan sekolah Kautaman Istri. 3. dr. Sutomo, pendiri Budi Utomo pada tangal 20 Mei 1908. BU adalah organisasi pergerakan nasional pertama maka kelahirannya diabadikan sebagai hari kebangkitan nasional yaitu tanggal 20 Mei. 4. K.H. Dewantoro lahir tanggal 2 Mei di Yogyakarta dengan nama kecil R. Suwardi Suryaningrat. Jasa beliau adalah sebagai berikut. a. Pendiri Indische Partij bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusuma. Mereka bertiga dikenal dengan nama Tiga Serangkai. IP berdiri tanggal 25 Desember 1912 di Bandung dengan tujuan ingin mempersatukan Indonesia mencapai kemerdekaan. b. Pendiri Taman Siswa tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta, organisasi pendidikan dan kebangsaan. Ia mempunyai semboyan “Ing ngarso sung tulodho, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani .” Karena jasa beliau di bidang pendidikan beliau mendapat gelar Bapak Pendidikan Nasional. Dan tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. 5. Douwes Dekker adalah mantan residen Lebak, ia menulis buku Max Havelaar dengan nama samaran Multatuli. Isi buku menceritakan penderitaan rakyat selama 31 tahun sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Buku itu menggegerkan warga Belanda, akhirnya tanam paksa dibubarkan. Douwes Dekker juga ikut mendirikan Indische Partij. Tokoh lain yang ikut dalam pergerakan nasional adalah Saman Hudi (pendiri SDI) dan Hos Cokroaminoto, K.H. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), Ir. Soekarno, dan kawan-kawan (pendiri PNI), dan Muh. Hatta (pendiri PI).
Image:MoooH Hatta.jpg

C. Peranan Sumpah Pemuda

dipimpin oleh R. Satiman Wirjosandjojo. Tahun 1918 berganti nama dengan Jong Java. Tahun 1917 Moh. Hatta mendirikan Jong Sumatranen Bond (JSB). Tahun 1918 pemuda Ambon mendirikan Jong Ambon. Setelah itu menyusul Jong Celebes, Jong Batak, dan Sekar Rukun (Sunda). Tujuan mulia Trikoro Darmo yaitu sakti, budi, dan bakti. Pada bulan Nopember 1925 organisasi itu mengadakan pertemuan di Jakarta dan sepakat untuk berkumpul kembali. Pada bulan April 1926 diadakan kongres pemuda I di Jakarta. Ketuanya adalah M. Tabrani dan Sumarto sebagai wakilnya. Sekretarisnya adalah Jamaludin Adinegoro, dan Suwarso sebagai bendaharanya. Pada tanggal 27–28 Oktober 1928 diadakan Kongres Pemuda II. Ketua : Soegondo Djojopuspito Wakil Ketua : Djoko Marsaid Sekretaris : Moh. Yamin Bendahara : Amir Syarifudin Kongres Pemuda II menghasilkan Ikrar Sumpah Pemuda yang isinya sebagai berikut. 1. Kami putra-putri Indonesia, mengakui bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. 2. Kami putra-putri Indonesia, mengakui berbangsa satu, bangsa Indonesia. 3. Kami putra-putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sebelum sumpah pemuda dibacakan dinyanyikan lagu Indonesia Raya oleh W.R. Supratman, setelah itu setiap pertemuan dimulai dinyanyikan lagu Indonesia Raya untuk menggugah semangat pemuda. Pada tanggal 22 Desember 1928 diadakan kongres organisasi wanita di Yogyakarta. Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Untuk membantu militer Jepang dibentuk organisasi Seinendan, Fujinkai, Bogodan (pembantu polisi), Keibodan dan Heiho (pembantu prajurit). Tahun 1943 dibentuk PETA (tentara pembela tanah air) dan giguyun (tentara suka rela) yang bertugas mempertahankan wilayahnya. Untuk kepentingan perang Jepang, rakyat diperas dan dipaksa bekerja. Jepang menggerakkan pekerja paksa yaitu Romusha. Mereka dipaksa bekerja di tengah hutan, di tebing, pantai, sungai untuk membuat lapangan terbang dan kubu-kubu pertahanan serta rel kereta api. Romusha dipekerjakan di dalam dan luar negeri seperti Burma, Malaysia dan Thailand.
Image:K.H. Zaenal.jpg
Akibat penjajahan Jepang, rakyat kelaparan, kurang pangan, dan sandang. Rakyat dipaksa menanam padi sebanyak-banyaknya dan jarak untuk dijadikan pelumas mesin-mesin dan pesawat. Jepang berkuasa di Indonesia selama kurang lebih tiga setengah tahun. Beberapa tokoh pahlawan yang mengadakan perlawanan terhadap Jepang, yaitu 1. Tengku Abdul Jalil dan Tengku Abdul Hamid memimpin perlawanan di Aceh tahun 1942 dan 1944. 2. K.H. Zainal Mustafa di Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat tahun 1944. 3. Pang Suma di Tayan Pontianak Kalimantan Barat tahun 1944. 4. L.Roemkorem di Papua tahun 1943. 5. Supriyadi di Blitar Jawa Timur tanggal 14 Februari 1945.

20 Juli 2011

SEJARAH : Masa kolonial bangsa Eropa

Ini w nemu aja dari google (baca: iseng2) eh ternyata ini adalah pelajaran yang lagii w pelajari yaudah langsung w copy ke blog w <orang gak kreatif> 


kalo mau liad langsung dari sumbernya juga boleh buka aja : 
http://ips-mrwindu.blogspot.com/2009/04/proses-perkembangan-kolonialisme-dan.html tapi gak beda2 amad kok.. sama aja banyak tulisannya.. wakakkaa nikmatin aja deh,, ambil ilmunya aja 




emang menyakitkan sih.. wakakka yaudah baca aja.. biar juara SEMANGAT !!






tulisan semua -_-" 


A. Daerah Persebaran Agama Kristen di Indonesia
 Masuknya agama Kristen Katholik ke Indonesia seiring dengan masuknya bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia. 
o Tokoh-tokoh yang menyebarkannya antara lain : Odorico de Pordonane (1321), Jaoao de Marignolli (1347), Fransiskus Xaverius (Spanyol, 1546)
o Tahun 1923 didirikan keuskupan yang meliputi wilayah Riau di Pulau Bangka dan Belitung dan di Padang, tahun 1927 didirikan di Palembang, 1937 di Makasar, 1938 di Pontianak
o Tahun 1896, Pastur Van Lith tiba di Semarang bersama Petrus Hovenaars S.J. yang bertujuan menambah tenaga misionaris di Jawa Tengah yang hanya beberapa orang saja.
 Penyebaran agama Kristen di Indonesia umumnya dilakukan oleh kelompok penyebar agama (zending) asal Belanda, seperti NZG (Nederlandsch Zendelings Genootchap). Namun di beberapa daerah di Indonesia, seperti Sumatra Utara, penyebaran Agama Kristen Protestan lebih dahulu dilakukan oleh kelompok penyebaran agama dari Amerika dan Jerman.
o Tokohnya antara lain : dari Amerika tahun 1824, Burton dan Ward (Sumatera Utara), Munson dan Lyman (Sibolga), dari Belanda tahun 1853 : Van der Tuuk (Batak), G. Van Asselt (Tapanuli Selatan)
o Tahun 1861, Kristen masuk Nias, tahun 1915 jumlah penganutnya sudah 20.000 orang.
o Tahun 1926, terdapat 40.000 umat Kristen di Sulawesi.
 Daerah-daerah persebaran agama Kristen dan Katholik pada masa kolonial meliputi : Maluku, Flores, Sumba, Timor, Kepulauan Kei, Sumatra Utara, Pulau Jawa (Jepara, Pati, Muntilan, Malang, Jakarta), daerah pedalaman di Kalimantan, sebagian Sulawesi dan Papua.

B. Kebijakan-Kebijaka Pemerintah Kolonial di Indonesia
1. Kebijakan Bidang Ekonomi
a. Masa Herman Williem Daendles
Menjual tanah-tanah milik Gubernemen kepada pihak Partikelir karena kesulitan keungan akibat peperangan melawan koalisi pimpinan Inggris
b. Masa Thomas Stamford Raffles
Kebijakan ekonomi liberal berdasarkan asas liberal yang disebut Landrent System (Sistem sewa tanah), ia berpendirian bahwa semua tanah adalah milik raja yang berdaulat (Inggris saat itu)
Karena adanya kesulitan keungan, Raffles bertindak sperti Daendels yaitu menerapkan wajib kerja dan mewajibkan peungutan yang pernah dihapus
c. Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Van Den Bosh mengusulkan kebijakan Culturstelsel (Sistem Tanam Paksa) tahun 1830, kebijakan ini menadai kembalinya sistem paksaan dan monopoli yang dijalankan pada masa VOC (Verplichte Laverantien).
Diberlakukannya politik pintu terbuka, yaitu pemerintah Belanda membuka kesempatan kepada pihak swasta utnuk menanamkan modalnya di Indonesia.
2. Kebijakan di Bidang Politik
a. Masa Herman Williem Daendles, untuk mengimbangi besarnya ancaman Inggris di Pulau Jawa meka diterapkan kebijakan :
Merekrut banyak orang Indonesia untuk dijadikan tentara
Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya
Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan dengan kerja rodi.
b. Masa Thomas Stamford Raffles
Membagi pulau Jawa menjadi 16 Karesidenan dan tiap-tiap Karesidenan dibentuk badan pengadilan (Landrate)

c. Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Memperluas pengaruh dan kekuasaannya ke seluruh wilayah Indonesia, antara lain : Lampung, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara
3. Kebijakan di Bidang Sosial Budaya
a. Masa Herman Williem Daendles
-
b. Masa Thomas Stamford Raffles
Memberikan bantuan kepada para ahli pengetahuan seperti Horsfield, Craworfd dan Mackensie untuk menyelidiki peninggalan sejarah kuno di Indonesia
Membantu lembaga-lembaga kebudayaan, seperti Lembaga Betawi, untuk memajukan kebudayaannya
Menerbitkan buku History of Java tahun 1817
c. Masa Pemerintahan Hindia Belanda
-

C. Kebijakan-Kebijaka Pemerintah Kolonial di Indonesia
1. Pengaruh terhadap Kehidupan Ekonomi
Kemiskinan dan kemelaratan timbul dimana-mana karena rakyat tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan sawah, ladang dan peternakan mereka sendiri
Terjadinya penyimpangan kebijakan tanam paksa, diberbagai daerah seperti Demak, Purwodadi dan Cirebon banyak terjadi kelaparan.
2. Pengaruh terhadap Kehidupan Politik
Pemerintah lokal tidak lagi memiliki kekuasaan yang besar karena sering dicampuri pemerintah kolonial
Penguasa lokal tidak jarang kehilangan sebagian atau seluruh haknya atas suatu daerah
3. Pengaruh terhadap Kehidupan Sosial
Pejabat lokal yang dulu sangat berkuasa hanya menjadi pengawai pemerintah kolonial, sehingga derajat mereka seakan-akan turun di mata rakyat.
Muncul suatu kelompok masyarakat berdasarkan golongan yaitu kelompok masyarakat Eropa (Kolonial), kelompok masyarakat bangsawan dan kelompok masyarakat jelata.
4. Pengaruh terhadap Kehidupan Budaya
Tradisi barat berkembang dalam masyarakat pribumi, seperti dansa di kalangan bangsawan
Banyak tradisi kerajaan lokal yang luntur setelah campur tangan Belanda
Adanya tradisi lokal yang berakulturasi dengan budaya barat (Belanda), yang membentuk kebudayaan baru yang disebut kebudaay Indis.
D. Pemerintahan kolonial di Indonesia
1. Masa pemerintahan Daendels
Herman Williem Daendles (1762 – 1818)
Ditunjuk oleh : Raja Louis Napoleon
Menjadi : Gubernur Jenderal di Indonesia
Mendapat Julukan : Marsekal Besi
Jenderal Guntur
Mas Kalak
Tugas Pokok Daendles : Mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh
ke tangan Inggris
Sebab dicopot dari jabatan : Tidak mengindahkan tata sopan santun (1911)
Pengganti : Jan Williem Jansen
2. Masa Pemerintahan Raffles
Dalam menjalankan kebijakannya, Raffles berpatokan pada 3 hal, yaitu:
a. Segala bentuk dan penyerahan wajib maupun pekerjaan rodi dihapuskan
b. Sewa tanah sedapat mungkin dibayar dengan uang, kalau tidak memungkinkan baru dibayar dengan uang (innatura)
c. Memberlakukan kebijakan ekonomi yaitu sistem pajak tanah (Landrent System)

3. Masa Pemerintahan Hindia – Belanda
Pada tahun 1830 kebijakan politik liberal berubah ke arah Koservatis. Alasan ditinggalkannya kebijakan liberal :
a. Tidak sesuai dengan sistem feodal
b. Hasil perdagangan ekspor masoh kalah bersaing dengan Inggris
c. Pemerintah mengalami defisit keuangan akibat perang Jawa (perang Diponegoro)
d. Kemerdekaan Belgia dari Belanda tahun 1830 semakin mempersulit perekonomian bangsa tersebut

Pencetus tanam paksa (Culture Stelsel) yaitu Gubernur Jendral Van Den Bosch.
Pokok-pokok kebijakan tanam paksa :
• Rakyat diwajibkan menyerahkan seperlima dari lahan garapannya untuk ditanami tanaman wajib, yaitu tanaman yang berkualitas Ekspor
• Lahan untuk tanaman wajib dibebaskan dari pajak Tanah
• Hasil Panen tanaman wajib harus diserahkan kepada pemerintah kolonial
• Rakyat yang tidak memiliki tanah wajib, harus bekerja selama 66 hari dalam 1 tahun
• Kegagalan panen akan ditanggung pemerintah
• Penggarapan diawasi langsung oleh penguasa Pribumi
Namun dalam kebijakan itu terdapat penyimpangan antara lain :
• Tanah yang diserahkan untuk ditanami tanaman ekspor lebih dari seperlimanya bahkan kadang-kadang setengahnya
• Tanah yang dipilih untuk tanaman ekspor adalah tanah yang subur
• Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan (lebih dari 66 hari) tidak digaji dan harus membawa bekal sendiri
• Lahan untuk tanaman ekspor tetap dikenakan pajak 
• Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayar tidak dibayarkan kembali kepada rakyat.
• Kegagalan panen menjadi tanggungan rakyat
Selain itu peraturan Cultur Procetan mengundang praktek penyelewenangan sehingga mengundang protes. Salah satunya adalah Douwes Dekker lewat bukunya Max Havelaar. 
Pada tahun 1870 sistem tanam paksa dihapuskan dan diterapkan politik pintu terbuka. Berkenaan dengan itu, Belanda oleh STATEN GENERAL (Parlemen Belanda) mengeluarkan UU Agraria (tahun 1870). Wilayah yang menjadi kawasan pemberlakuan UU Agraria :
1. Sumatra Timur
Keterlibatan Belanda dalam bidang ekonomi diawali oleh Jacobus Nienuys, Deli, Serdang, Kangkat menjadi perkebunan yang membujur menyusuri pantai Sumatra Timur sepanjang 200 km dalam 25 tahun. Keadaan tidak berubah sejak akhir tahun 1880.
2. Jawa Timur dan Jawa Tengah
Perkebunan gula, teh, tembakau tahun 1870 dan 1885


E. Perlawanan terhadap Kolonialisme Pemerintah Belanda
1. Perlawanan Rakyat Maluku
 VOC menguasai maluku sejak abad ke 17 VOC mengembangkan suatu sistem pemerintahan desa dan pendidikan desa yang menjadi pengikat kehidupan penduduk Ambon dengan serasi. Tapi sistem itu memunculkan tindak korupsi. Maka VOC memberlakukan LEVERONTIE, yaitu kewajiban menyediakan bahan bangunan dan bahan-bahan perbaikan kapalnya
 Perlawanan ini berkobar di pulau Saparua dipimpin Thomas Mattulessia (Patimura) pada tahun 1817. Saat itu benteng Duurstede berhasil dihancurkan pasukan Maluku dan residen Belanda Van den Berg terbunuh. Saat Pattimura terpaksa menyerahkan diri dan dihukum mati, pemimpin perlawanan digantikan oleh Kristina Tiahahu, yang akhirnya ditangkap dan diasingkan di pulau Jawa.


2. Perlawanan rakyat Rakyat Sumatera Barat/Minangkabau (Perang Padri)
 Perlawanan ini mula-mula berkobar di Minangkabau, yang dimulai dari dengan perang saudara antara kaum adat dengan kaun Paderi, tahun 1821 Belanda masuk dalam perselisihan tersebut dan memihak kepada kaum adat, sehingga berkobarlah perlawanan kaum Paderi melawan Belanda. Pimpinan Paderi mula-mula dipegang oleh Tuanku nan Renceh, kemudian oleh Datok Bendaharo, Tuanku Pasaman dan Malin Basa yang kemudian dikenal dengan Tuanku Imam Bonjol.
 Kaum Padri bertekad memurnikan agama Islam di Minangkabau. Kaum Padri dipimpin Tuanku Nan Renceh. Pada tanggal 28 Oktober 1827 Tuanku Imam Bonjol diundang Residen Francis untuk berunding di Papuluh. Tapi ia ditangkap dan dibuang ke Cianjur dan wafat pada 6 Noivember 1862 dimakamkan di desa Pinelang
3. Perang Diponegoro
 Pada tahun 1825 Belanda membuka jalan baru dari Yogyakarta ke Magelang. Jalan itu dibatasi dengan pathok tanah dan melewati makam Pangeran Diponegoro yang menjadikannya marah
 Dalam perlawanannya Pangeran Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubuwmi, Joyo Kusumo, Kyai Mojo, H. Mustopo dan Sentos Alibasya Prawirodirjo.
 Untuk mempersempit ruang gerak Diponegoro, Jenderal de Kock menciptakan benteng Stelsel
 Pertempuran meluas ke Pekalongan, Semarang, Madiun, Banyumas dan Kertosono. Pada tahun 1830 Pangeran Diponegoro diajak berunding di Magelang, de Kock berjanji jika perundingan gagal, pangeran Diponegoro bebas kembali ke markasnya. Tetapi de Kock berkhianant akhirnya Pangeran Diponegoro ditangkap pada tanggal 28 Maret 1830 dan diasingkan ke Menado kemudian dipindahkan ke Makasar dan meninggal disana tanggal 8 Januari 1855.
4. Perlawanan Rakyat Aceh (1873 – 1904)
• Inggris dan Belanda menandatangani Traktat London pada 17 Maret 1824 II yang mewajibkan Belanda menghormati kedaulatan Aceh.
• Tanggal 2 November 1871 Inggris dan Belanda bersepakat menandatangani Traktat Sumatra, yang berisi pengakuan bagi Kebebasan (termasuk Aceh) dan Inggris di Semenanjung Malaya
• Terjadinya perang Aceh disebabkan nafsu Belanda ingin menguasai daerah tersebut, kemudian menyerang Aceh pada tanggal 5 April 1873 dengan kekuatan 3.000 tentara dipimpin Mayor Jenderal J.H.R. Kohler yang akhirnya tewas di pekarangan masjid Besar, akhirnya gagal. Pada bulan Nopember kembali menyerang dengan kekuatan 13.000 tentara dipimpin Letnan Jenderal Swieten dan berhasil merebut ibu kota yang disebut Kotapraja.
• Perlawanan laskar Aceh dipimpin oleh Panglima Polim, Tuanku Cik Di Tiro, Teuku Ibrahim, kemudian muncul Teuku Umar yang didampingi isterinya Cut Nyak Dien.
• Dr. Snouck Hurgronje dalam bukunya De Atjehers mengusulkan mengusulkan bahwa rakyat Aceh harus diadu domba dan diserang habis-habisan, akhirnya Teuku Umar gugur, Panglima Polim dan Mohammad Dawod Syah menyerah, kemudian diadakan perjanjian yang disebut Pelakat Pendek yang isinya Aceh mengakui kekuasaan Belanda dan patuh pada perintha-perintahnya dan Aceh harus bersedia tidak berhubungan dengan negara lain.
5. Perlawanan Rakyat Sumatera Utara (Tapanuli)
 Perlawanan rakyat Tapanuli berlangsung selama kurang lebih 29 tahun dimulai tahun 1878 dan berakhir tahun 1907
 Pada tanggal 17 Juni 1907, Si Singamangaraja XII yang memusatkan pertahanan terakhir di Dairi, gugur karena ditembak oleh belanda yang membuat perang Tapanuli berakhir.
6. Perlawanan Rakyat Bali
Berawal dari persengketaan antara Kerajaan Buleleng dan Belanda mengenai Hak Tawan Karang. Hak Tawan Karang adalah hak para raja Bali (Buleleng, Karangasem, Klungkung, Gianyar, Jembrana, Tabanan dan Bali), untuk merampas kapal yang terdampar di wilayah tersebut. Ternyata kapal Belanda terdampar di pantai Purancak dan Sangsit di wilayah Buleleng
• Tuntutan Pemerintah Belanda
Agar semua awak kapal serta barang barangnya dikembalikan kepada Belanda dan menuntut agar kerajaan kerajaan Bali tunduk pada Belanda
Tuntutan tersebut disampaikan kepada I Gusti Ngurah Made, raja Buleleng dengan patihnya Ketut Jelantik
Perjanjian yang ditandatangani raja Buleleng kepada Belanda
• Raja Buleleng harus menanggung semua biaya kerugian perang yang dikeluarkan Belanda
• Pasukan Belanda diizinkan menempati Buleleng
• RajaBuleleng harus membongkar semua benteng pertahanan yang terdapat di Buleleng. Berawal dari persengketaan antara Kerajaan Buleleng dan Belanda mengenai Hak Tawan
7. Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan
 Kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan telah melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Belanda antara lain kerjaan Soppeng, kerajaan Ternate yang dipimpin oleh Raja La Patau dan kerajaan Bone
 Tahun 1825 kerajaan Bone berhasil ditaklukkan, sehingga mempermudah usaha Belanda menguasai kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi
8. Perlawanan Rakyat Kalimantan Selatan (Banjar)
 Perlawanan rakyat Banjar terhadap Belanda berlangsung hampir setengah abad. Perlawanan rakyat Banjar dapat dibagi menjadi 2 jenis jika dilihat berdasarkan corak perlawanan yaitu : Perlawanan Ofensif (mengadakan serangan) yang berlangsung tahun 1859-1863 dan Perlawanan defensif (mengadakan pertahanan) yang berlangsung tahun 1863-1905
 Perlawanan dipimpin Pangeran Antasari dan akhirnya meninggal dunia tahun 1862 dan dilanjutkan oleh Gusti Matsaid, Pangeran Mas Natawijaya, Tumenggung Surapati, Tumenggung Naro, Penghulu Rasyid, Gusti Matseman dan Pangeran Perbatasari dengan siasat perang gerilya dan menyebar di berbagai wilayah sehingga Belanda mengalami kesulitan mengahadapi perlawanan ini.

F. Gerakan Perlawanan Sosial
Gerakan-gerakan para petani digolongkan menjadi 3 yaitu :

1. Gerakan para Petani (Gerakan melawan ketidakadilan)
 Gerakan-gerakan para petani menunjukkan bahwa masyarakat menghendaki perbaikan kehidupan. Gerakan protes ini umumnya baru berakhir setelah para pemimpinnya ditangkap atau dibujuk oleh Pemerintah Belanda.
 Ideologi pokok yang mendorong gerakan ini adalah adanya rasa dendam terhadap keadaan sosial ekonomi bagi pendukungnya
Contoh dari kasus ini adalah :
a. Kerusuhan Ciomas
Terjadi 19 Mei 1886 dipimpin Muhammad Idris di Lereng Gunung Salak (Kjawa Barat) disebabkan beban pembayaran pajak yang berat, kerja paksa, dan berbagai tindakan pemerasan lain
b. Kerusuhan di Campea Purwakarta
Terjadi Mei 1913 saat para petani mendatangi rumah Bupati dan pejabat Kontrolir untuk menuntut penurunan pajak dan tindakan, kekeliruan dalam pengukuran tanah
c. Kerusuhan di Condet Batavia
Terjadi pada 1916 di Partikelir Tanjung Oost (Condet, Jakarta Timur sekarang) dipimpin oleh Entong Gendut.
Sasarannya ialah tuan tanah yang sering melakukan pemerasan
Perusuh sempat menangkat Meester Cornelis (sekarang Jati Negara)
d. Kerusuhan di Tangerang
Terjadi 1924 dipimpin oleh Kaiin ditujukan terhadap tuan tanah atau pejabat pemerintahan di Tanah Pangkalan, Distrik Kebayoran


2. Gerakan Ratu Adil
• Dalam gerakan ini dipercaya akan muncul seorang penyelamat yang disebut Ratu Adil atau Imam Mahdi
• Terjadi di desa Sidoharjo, 27 Mei 1903, Pemimpinnya Kasan Mukmin, yang akhirnya terbunuh dalam suatu serangan yang dilakukan Belanda.
• Terjadi di Kediri dipimpin oleh Dermojoyo yang akhirnya mengalami nasib sama dengan Kyai Kasan Mukmin.

3. Gerakan Keagamaan
 Salah satu gerakan keagamaan ini adalah gerakan yang dilakukan oleh kelompok Budiah pada pertengahan abad ke-19, dipimpin oleh Haji Muhammad Rifangi dari Cisalak Pekalongan
 Tujuan gerakan ini adalah melawan kebobrokan yang telah merasuki kehidupan rakyat Islam di Jawa dan mengembalikan praktek-praktek keagamaan sesuai ajaran Allah SWT dan Sunnah Rasul.