Perhatikan
gambar di samping. Pernahkah kalian melihat miniatur gedung yang dibuat
untuk melihat rencana bentuk asli gedung yang akan dibangun? Konsep
apakah yang digunakan? Untuk memahaminya, ikutilah uraian pada materi
berikut ini. Kalian diharapkan dapat mengidentifikasi bangun-bangun
datar yang sebangun dan kongruen, sifat-sifat dua segitiga sebangun dan
kongruen. Pada akhirnya, kalian dapat menggunakan konsep kesebangunan
ini dalam memecahkan masalah sehari-hari.
1. Dua Bangun Datar yang Kongruen (Sama dan Sebangun)
2. Dua Bangun Datar yang Sebangun
3. Menghitung Panjang Sisi dan Besar Sudut Dua Bangun Datar
B. Segitiga-segitiga Kongruen
1. Syarat Dua Segitiga yang Kongruen
2. Sifat Dua Segitiga yang Kongruen
3. Perbandingan Sisi-sisi Dua Segitiga Kongruen
2. Sifat Dua Segitiga yang Sebangun
3. Perbandingan Sisi-sisi Dua Segitiga Sebangun
D. Penerapan Konsep Kesebangunan dalam Pemecahan Masalah
A. Kesebangunan Dua Bangun Datar
Masih ingatkah kalian dengan bangun
datar? Coba sebutkan bentuk bangun datar di sekitar kalian. Kita dapat
menemukan bentuk-bentuk bangun datar dalam sebuah bangunan rumah.
Misalnya jendela dan pintu berbentuk persegi panjang, lubang ventilasi
berbentuk segitiga, dan ubin lantai berbentuk persegi. Disebut apakah
bangun datar dengan bentuk dan ukuran yang sama? Bagaimana dengan
syaratsyaratnya? Untuk lebih mengetahuinya, kita akan mempelajarinya
pada bab Kesebangunan Bangun Datar ini.
1. Dua Bangun Datar yang Kongruen (Sama dan Sebangun)
Perhatikan gambar pencerminan bangun datar berikut.
Belah
ketupat ABCD dicerminkan terhadap garis lurus l sehingga terbentuk
bayangan belah ketupat A'B'C'D. AB = A'B', BC = B'C', CD = C'D, DA = DA'
dengan D tetap. Mengapa titik D tetap? Belah ketupat ABCD dan A'B'C'D
memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Oleh sebab itu kedua bangun
tersebut disebut kongruen atau sama dan sebangun. Ditulis ABCD =
A'B'C'D.
2. Dua Bangun Datar yang Sebangun
Pernahkah kalian melakukan pengamatan
dengan menggunakan mikroskop? Pada pembesaran tertentu, kita dapat
mengamati benda-benda yang sangat kecil ukurannya. Pengamatan tersebut
dapat kita ilustrasikan sebagai berikut.
Dari
gambar di atas, kita dapat melihat benda dengan bentuk sama tetapi
ukuran yang berbeda. Perbedaan ukuran terjadi melalui pembesaran atau
pengecilan objek dengan menggunakan perbandingan skala tertentu. Ketiga
gambar tersebut dikatakan sebangun sebab perbandingan tiap sisinya sama.
Perhatikan gambar bangun datar berikut.
Δ
ABC dan Δ DEF mempunyai bentuk yang sama, ukuran yang berbeda, tetapi
sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) sama besar dan sisi-sisi yang
bersesuaian (seletak) sebanding. Dalam hal ini ditulis Δ ABC ~ Δ DEF.
Dari gambar tersebut tampak bahwa dua bangun datar yang sebangun selalu
memenuhi syarat:
3. Menghitung Panjang Sisi dan Besar Sudut Dua Bangun Datar
a. Panjang Sisi dan Besar Sudut Dua Bangun Datar Kongruen
Mari kita ingat kembali syarat dua bangun datar yang kongruen. Dua bangun datar dikatakan kongruen jika dan hanya jika memenuhi:
Mari kita ingat kembali syarat dua bangun datar yang kongruen. Dua bangun datar dikatakan kongruen jika dan hanya jika memenuhi:
Maka
unsur-unsur yang belum diketahui besar dan panjangnya dapat dicari
dengan memperhatikan syarat kekongruenan dua bangun datar.
1) Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
Diketahui besar ∠ B = α, ∠ D = β, ∠ E = γ , ∠ G = θ. Karena ABCD = EFGH maka besar ∠ A, ∠ C, ∠ F, dan ∠ H dapat dicari sebagai berikut.
1) Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
Diketahui besar ∠ B = α, ∠ D = β, ∠ E = γ , ∠ G = θ. Karena ABCD = EFGH maka besar ∠ A, ∠ C, ∠ F, dan ∠ H dapat dicari sebagai berikut.
2) Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang
Diketahui panjang AD = z, CD = x, EF = y, FG = t. Karena ABCD = EFGH maka panjang AB, BC, GH, dan EH dapat dicari sebagai berikut.
Diketahui panjang AD = z, CD = x, EF = y, FG = t. Karena ABCD = EFGH maka panjang AB, BC, GH, dan EH dapat dicari sebagai berikut.
Apa
yang dapat kalian simpulkan dari kedua gambar tersebut? Apakah kedua
gambar tersebut sebangun? Ternyata kedua bangun tersebut memenuhi syarat
kesebangunan dua bangun datar atau ABCD ~ EFGH, sehingga dipenuhi:
B. Segitiga-segitiga Kongruen
1. Syarat Dua Segitiga yang Kongruen
Tentunya kalian masih ingat tentang
syarat dua bangun datar yang kongruen. Coba sebutkan. Lebih lanjut, kita
akan mengaplikasikannya pada salah satu bangun datar yaitu segitiga.
Sekarang coba katakan, apa yang disebut dengan segitiga itu? Bisakah
kalian sebutkan benda-benda di sekitar kita yang berbentuk segitiga?
Segitiga terangkai dari enam unsur yang terdiri dari tiga sisi dan tiga
sudut.
Dari
kegiatan yang kalian lakukan sebelumnya, apakah kedua segitiga tersebut
kongruen? Mengapa demikian? Selanjutnya, dapat kita simpulkan bahwa dua
segitiga, dikatakan kongruen jika dan hanya jika keduanya mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama. Jika demikian, unsur-unsur yang seletak
saling menutup dengan sempurna. Jadi syarat dua segitiga yang kongruen
adalah:
2. Sifat Dua Segitiga yang Kongruen
Dua segitiga kongruen dapat ditentukan dari ketiga sisi dan sudutnya.
a. Tiga Sisi (S - S - S)
Jika dua buah segitiga adalah kongruen maka ketiga sisi segitiga pertama sama panjang dengan ketiga sisi segitiga kedua (sisi-sisi seletak).
Jika dua buah segitiga adalah kongruen maka ketiga sisi segitiga pertama sama panjang dengan ketiga sisi segitiga kedua (sisi-sisi seletak).
b. Dua Sisi dan Satu Sudut Apit (S - Sd - S)
Dua segitiga yang kongruen maka dua sisi segitiga pertama sama dengan dua sisi segitiga kedua, dan sudut yang diapitnya sama besar.
Dua segitiga yang kongruen maka dua sisi segitiga pertama sama dengan dua sisi segitiga kedua, dan sudut yang diapitnya sama besar.
c. Dua Sudut dan Satu Sisi (Sd - S - Sd)
Dua segitiga yang kongruen maka dua buah sudut dari segitiga pertama sama dengan dua sudut pada segitiga kedua, dan sisi di antara kedua sudut tersebut sama panjang.
Dua segitiga yang kongruen maka dua buah sudut dari segitiga pertama sama dengan dua sudut pada segitiga kedua, dan sisi di antara kedua sudut tersebut sama panjang.
3. Perbandingan Sisi-sisi Dua Segitiga Kongruen
Jika dua buah segitiga kongruen, maka
sisi-sisi yang berada di depan sudut yang sama besar mempunyai panjang
sama. Perbandingan sisi-sisi segitiga pertama sama dengan perbandingan
sisi-sisi segitiga yang kedua.
Misalkan
Diberikan: Δ KLM = Δ PQR dengan sifat (s-sd-s)
Diketahui: KM = PR, K = P, KL = PQ
Akibatnya LM = QR
∠ L = ∠ Q
∠ M = ∠ R
Diberikan: Δ KLM = Δ PQR dengan sifat (s-sd-s)
Diketahui: KM = PR, K = P, KL = PQ
Akibatnya LM = QR
∠ L = ∠ Q
∠ M = ∠ R
1. Syarat Dua Segitiga yang Sebangun
Perhatikan gambar berikut ini.
Δ ABC ~ Δ PQR sehingga berlaku pula syarat kesebangunan, yaitu:
2. Sifat Dua Segitiga yang Sebangun
a. Sisi-sisi yang Bersesuaian Sebanding
Untuk lebih memahami sifat-sifat dua segitiga yang sebangun, mari kita lakukan kegiatan berikut ini.
Untuk lebih memahami sifat-sifat dua segitiga yang sebangun, mari kita lakukan kegiatan berikut ini.
Dari
kegiatan tersebut, ternyata pada dua buah segitiga yang sebangun
memiliki tiga pasang sisi-sisi yang seletak dengan perbandingan yang
sama atau faktor skala k.
Kesimpulan:
b.
Sudut-sudut yang Seletak Sama Besar (Sd-Sd-Sd) Masih ingatkah kalian
cara menggambar sudut-sudut istimewa? Sekarang, gambarlah Δ ABC dengan
besar ∠ A = 60o dan ∠ C = 45o. Perhatikan gambar berikut.
Ternyata
dari kegiatan tersebut kita dapat mengetahui bahwa sudut-sudut yang
bersesuaian memiliki besar yang sama dan ketiga sisi yang bersesuaian
sebanding. Artinya kedua segitiga itu sebangun. Jadi,
c. Satu Sudut Sama Besar dan Kedua Sisi yang Mengapitnya Sebanding (S-Sd-S)
Selain dua sifat segitiga di atas, kita dapat menentukan sifat ketiga yaitu jika salah satu sudutnya sama besar dan kedua sisi yang mengapitnya sebanding, maka kedua segitiga itu sebangun. Untuk memahaminya lakukanlah kegiatan berikut.
Selain dua sifat segitiga di atas, kita dapat menentukan sifat ketiga yaitu jika salah satu sudutnya sama besar dan kedua sisi yang mengapitnya sebanding, maka kedua segitiga itu sebangun. Untuk memahaminya lakukanlah kegiatan berikut.
3. Perbandingan Sisi-sisi Dua Segitiga Sebangun
Sisi-sisi yang bersesuaian pada dua
segitiga yang sebangun adalah sebanding. Oleh karena itu jika diketahui
faktor skala perbandingannya maka kita dapat mencari panjang sisi-sisi
segitiga yang belum diketahui.
Perhatikan gambar berikut.
Δ ABC ~ Δ CDE
Dari gambar tersebut kita ketahui bahwa:
∠ DCE = ∠ ACB (berimpitan)
∠ CDE = ∠ CAB (sehadap)
∠ CED = ∠ CBA (sehadap)
Jadi ketiga sudut yang bersesuaian sama besar. Perhatikan perbandingan sisi-sisi yang seletak. Kita peroleh AC = AD + DC dan BC = BE + EC. Dengan sifat kesebangunan, maka sisi-sisi yang seletak sebanding.
Δ ABC ~ Δ CDE
Dari gambar tersebut kita ketahui bahwa:
∠ DCE = ∠ ACB (berimpitan)
∠ CDE = ∠ CAB (sehadap)
∠ CED = ∠ CBA (sehadap)
Jadi ketiga sudut yang bersesuaian sama besar. Perhatikan perbandingan sisi-sisi yang seletak. Kita peroleh AC = AD + DC dan BC = BE + EC. Dengan sifat kesebangunan, maka sisi-sisi yang seletak sebanding.
D. Penerapan Konsep Kesebangunan dalam Pemecahan Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari banyak
sekali pemanfaatan konsep kesebangunan. Pembuatan miniatur suatu
bangunan, penggambaran peta suatu daerah semuanya menggunakan konsep
kesebangunan. Lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
Contoh 1.10
Sebuah model/rancangan suatu pesawat terbang berskala 1 : 300. Jika panjang pesawat tersebut sesungguhnya adalah 60 meter dan jarak antara kedua ujung sayapnya 18 meter, tentukan ukuran-ukuran tersebut pada model/rancangannya.
Penyelesaian:
Misal panjang pesawat pada rancangan = x
Jarak kedua ujung sayap = y
Sebuah model/rancangan suatu pesawat terbang berskala 1 : 300. Jika panjang pesawat tersebut sesungguhnya adalah 60 meter dan jarak antara kedua ujung sayapnya 18 meter, tentukan ukuran-ukuran tersebut pada model/rancangannya.
Penyelesaian:
Misal panjang pesawat pada rancangan = x
Jarak kedua ujung sayap = y
Jadi, panjang pesawat pada rancangan adalah 20 cm dan jarak kedua ujung sayap 6 cm.