17 Oktober 2012

BIOLOGI - ORGAN HATI PADA MANUSIA




 HATI
       Hati (bahasa Yunani: παρ, hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
 Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.

  Berikut ini adalah bagian- bagian hati “




Gambar 1 : Struktur Hati
Hati terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian kanan dan kiri. Di hati juga terdapat vena hepatica atau pembuluh vena hati




Hati salah satu organ penting dalam tubuh kita perlu untuk diketahui fungsi kerjanya. Karena dengan mengetahuinya maka diharapkan pula kita dapat mencegah hal – hal yang dapat menghalangi fungsi  kerja tersebut
Berikut ini adalah fungsi organ hati pada manusia :
v  Memetabolisme lemak, protein dan karbohidrat
v  Mensintesa lemak kolesterol serta trigliserida
v  Menyimpan cadangan Energi
v  Membunuh virus, bakteri, serta parasit
v  Menyimpan zat besi untuk pembentukan sel darah merah
v  Meregenerasi sel – sel darah

v  Detoksifikasi racun dari makanan yang kita makan
v  Memetabolisme dan degradasi hormone
Selain fungsi hati diatas hati juga memiliki fungsi sebagai alat ekskresi pada tubuh manusia, yaitu
Fungsi hati selain sebagai alat ekskresi :
Mengatur kadar gula dalam darah dan menyimpan gula dalam bentuk glikogen
Menetralkan racun
Membentuk dan merombak protein
Membentuk protrombin
Membentuk urea
Merombak eritrosit
Membantu pembentukan hemoglobin baru





PROSES PEROMBAKAN ERITROSIT

 







Ø  Sel-sel darah merah dirombak di dalam hati. Hemoglobin yang terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat besi (Fe), globin, dan heme. Zat besi dan globin didaur ulang, Zat besi diambil dan disimpan di hati, sedangkan globin dimanfaatkan untuk pembentukan hemoglobin baru. Heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau kebiruan. Bilirubin dioksidasi menjadi urobilin yang mewarnai feses dan urine kekuningan, sedangkan biliverdin sebagai pembentuk zat warna empedu yang kemudian disalurkan ke kantong empedu.

Cara Kerja Hati
1. Dalam Proses Ekskresi
 Hemoglobin dipecah menjadi zat besi, globin, dan hemin.
zat besi, diambil & disimpan dlm hati, yg nantinya dikembalikan k sumsum tlg blkg
globulin, digunaan lg utk metabolisme protein, membentk hemoglobin baru
hemin, diubah menjadi bilirubin & biliverdin. dikeluarkan ke usus 12jari n di oksidasi mnjd urobilin, yg mnjd pewarna coklat pd feses.

2. Pengikatan Racun
arginin asam amino arginin -> as. amino ortinin + urea
asam amono ortinin mengikat NH3 n CO2 yg bersifat racun bagi tubuh
asam amino ortinin diubah mnjd as. amino sitrulin.
asam amino sitrulin + NH3 -> as. amino
(ulang lagi prosesnya)
shg akn trus dihasilkan urea, yg dibuang ke ginjal, utk dikeluarkan besama urin.
racun -> urea -> dikeluarkan dari tubuh.

Sel imunologis

Hati juga berperan dalam sistem kekebalan dengan banyaknya sel imunologis pada sistem retikuendotelial yang berfungsi sebagai tapis antigen yang terbawa ke hati melalui sistem portal hati. Perpindahan fase infeksi dari fase primer menjadi fase akut, ditandai oleh hati dengan menurunkan sekresi albumin dan menaikkan sekresi fibrinogen. Fasa akut yang berkepanjangan akan berakibat pada simtoma hipoalbuminemia dan hiperfibrinogenemia.[15]
Pada saat hati cedera, sel darah putih akan distimulasi untuk bermigrasi menuju hati dan bersama dengan sel Kupffer mensekresi sitokina yang membuat modulasi perilaku sel Ito.[16] Sel TH1memproduksi sitokina yang meningkatkan respon kekebalan selular seperti IFN-gamma, TNF, dan IL-2. Sel TH2 sebaliknnya akan memproduksi sitokina yang meningkatkan respon kekebalan humoral seperti IL-4, IL-5, IL-6, IL-13 dan meningkatkan respon fibrosis. Sitokina yang disekresi oleh sel TH1 akan menghambat diferensiasi sel T menjadi sel TH2, sebaliknya sitokina sekresi TH2 akan menghambat proliferasi sel TH1.
Sel punca
Selain hepatosit dan sel non-parenkimal, pada hati masih terdapat jenis sel lain yaitu sel intra-hepatik yang sering disebut sel oval,[4] dan hepatosit duktular.[5] Regenerasi hati setelahhepatektomi parsial, umumnya tidak melibatkan sel progenitor intra-hepatik dan sel punca ekstra-hepatik (hemopoietik), dan bergantung hanya kepada proliferasi hepatosit. Namun dalam kondisi saat proliferasi hepatosit terhambat atau tertunda, sel oval yang berada di area periportal akan mengalami proliferasi dan diferensiasi menjadi hepatosit dewasa.[4][6] Sel oval merupakan bentuk diferensiasi dari sel progenitor yang berada pada area portal dan periportal, atau kanal Hering,[7] dan hanya ditemukan saat hati mengalami cedera.[8] Proliferasi yang terjadi pada sel oval akan membentuk saluran ekskresi yang menghubungkan area parenkima tempat terjadinya kerusakan hati dengan saluran empeduEpimorfin, sebuah morfogen yang banyak ditemukan berperan pada banyak organ epitelial, nampaknya juga berperan pada pembentukan saluran empedu oleh sel punca hepatik.[9] Setelah itu sel oval akan terdiferensiasi menjadi hepatosit duktular. Hepatosit duktular dianggap merupakan sel transisi yang terkait antara lain dengan:[10]
v  metaplasia duktular dari hepatosit parenkimal menjadi epitelium biliari intra-hepatik
v  konversi metaplasia dari epitelium duktular menjadi hepatosit parenkimal
v  diferensiasi dari sel punca dari silsilah hepatosit
tergantung pada jenis gangguan yang menyerang hati.




Penyakit Hati (Liver) &
Cara Pencegahannya J

Hepatitis (Radang Hati)
Gangguan Fungsi Hati atau Hepatitis adalah peradangan pada hati, dapat disebabkan karena minum alkohol berlebihan dan penyalahgunaan obat-obatan atau terlalu banyak dosis. Bisa juga terinfeksi virus hepatitis yang dapat dapat menyebabkan kompliskasi pada organ hati.
Hepatitis A
Timbul kerusakan berat pada jaringan organ hati seeara mendadak yang disebabkan karena virus hepatitis A yang ada di air yang kotor, kerang atau juga ternak.
Hepatitis B
Timbulnya kerusakan pada jaringan organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang umumnya terdapat pada orang dewasa. Dan jika sistem kekebalan tubuh kita menurun virus ini dapat aktif dalam tubuh. Bisa menular lewat kontak darah, keringat dan air liur.
Hepatitis C
Kerusakan organ hati karena terinfeksi Virus hepaptitis C yang biasanya ditularkan seeara langsung dari satu orang ke orang yang lain lewat darah atau jarum suntik, atau ibu hamil pada janinnya.
Ø  Gejalanya:
§       Lemah, letih, lesu dan nyeri otot.
§       Demam ringan.
§       Mual, kurang nafsu makan dan tubuh menguning (mata, kulit menguning).
§       Air kencing berwarna gelap, kotoran pucat, kadang-kadang gejala sangat ringan seperti Flu.

Penyakit Kuning (Jaundice)
Penderita baik dewasa maupun anak-anak dengan kulit dan mata yang kuning. Sakit kuning merupakan gejala awal pada gangguan fungsi liver (hati), penyumbatan saluran empedu atau disebabkan obat-obatan yang mengganggu fungsi hati.
Atau pada saat adanya ganggguan metabolisme bilirubin (substansi yang diproduksi pecahan sel darah merah)
Ø  Gejalanya:
Warna kuning yang timbul pada mata, kulit. Disertai demam, cepat lelah dan pusing juga bisa disertai pingsan.
Ø  Penyebabnya :
Warna kuning yang timbul pada kulit dan mata disebabkan karena meningkatnya kadar bilirubin dalam tubuh sehingga mengganggu kerja organ liver.

Sirosis Hati (Pengerasan Organ Hati)
Penyakit hati kronik yang dianggap dalam dunia kedokteran penyakit irreversible, ditandai dengan kerusakan pada jaringan hati. Namun masih dapat diusahakan perbaikan untuk menunda proses kerusakan lebih lanjut.
Ø  Gejalanya :
·         Kembung, banyak angin di perut, nyeri pada daerah ulu hati.
·         Perut mengeras dan membesar.
·         Demam dan meriang juga sulit untuk bergerak

Ø  Penyebabnya:
·         Kerusakan pada sel hati karena kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan dan minuman beralkohol.
·         Infeksi oleh virus atau bakteri.
·         Adanya sel tumor atau kanker yang semakin merusak jaringan sel hati sehingga menghambat kerja organ liver.
·         Penumpukan racun dalam tubuh yang berlebihan dan kurang istirahat.

Ø  Pencegahannya:
Istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi. Hindari minum alkohol berlebih dan ketergantungan terhadap obat-obatan. Jagalah kebersihan tangan dan tubuh.