23 Oktober 2013

EUBACTERIA - BIOLOGI


Eubacteria berasal dari awalan eu (= sejati) dan bacteria (=bakteri). Eubacteria (bakteri sejati) merupakan kelompok makhluk hidup yang sehari-hari kita kenal sebagai bakteri.
Bakteri (Yunani, bakterion = batang kecil) ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Belanda bernama Anthony Van Leeuwenhoek yang kemudian menerbitkan aneka ragam gambar bentuk bakteri pada tahun 1684. Sejak saat itu, ilmu yang memperlajari bakteri mulai berkembang, yaitu disebut bakteriologi.
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas dibandingkan makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di gurun pasir, salju, atau es, hingga lautan. Bagi manusia, bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Bakteri memiliki ciri yang membedakannya dengan makhluk hidup lain. Bakteri adalah organisme prokariot, uniseluler, dan umumnya tidak memiliki klorofil.


Ciri Sel
Ciri sel tubuh bakteri meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi.
Ukuran dan Bentuk Sel
Ukuran tubuh bakteri bervariasi, dari berdiameter 0,12 mikron sampai yang panjangnya ratusan mikron ( 1 µm = 1/1.000 mm). Namun, rata-rata sel bakteri berukuran 1 – 5 mikron. Bakteri dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Bakteri yang paling renik adalah Mycoplasma yang berukuran 0,12 mikron. Sebaliknya, bakteri terbesar adalah Thiomargarita yang berukuran 200 mikron. Bentuk dasar sel bakteri beraneka ragam, yaitu kokus (bulat), basil (batang), dan spirila (spiral). Selain bentuk dasar tersebut juga terdapat bentuk kokobasil (antara kokus dan basil) dan bentuk filamen. Contoh bakteri berbentuk kokobasil adalah Coxiella burneti (penyebab demam).   Sedangkan contoh bakteri berbentuk filament adalah kelompok Actnomycetes.
Bakteri kokus dan basil ada yang membentuk suatu koloni atau kumpulan yang berdempetan setelah terjadi pembelahan sel. Kumpulan sel-sel bakteri tersebut memiliki bentuk yang macam-macam, kecuali bakteri spirila yang memiliki bentuk sel yang berbeda.
Bakteri kokus
Bakteri kokus memiliki bentuk-bentuk sebagai berikut.
  • Monokokus, yaitu berupa sel bakteri kokus tungga. Contohnya Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata)
  • Diplokokus, yaitu dua sel bakteri kokus berdempeta. Contohnya Neisseria gonorrhoeae (penyebab penyakit kelamin raja singa) dan Diplococcus pneumonia (penyebab penyakit pneumonia).
  • Tetrakokus, yaitu empat sel kokus berdempetan berbentuk segi empat. Contohnya, Pediococcus cerevisiae.
  • Sarkina, delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus. Contohnya Thiosarcina rosea (bakteri belerang).
  • Streptokokus, yaitu lebih dari empatsel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai. Contohnya, Streptococcus mutans (penyebab gigi berlubang).
  • Stafilokokus, yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan secara bergerombol seperti buah anggur. Contohnya Staphylococcus aureus (penyebab penyakit radang paru-paru).
Bakteri basil
Bakteri basil memiliki bentuk-bentuk sebagai berikut.
  • Monobasil, yaitu berupa sel bakteri basil tunggal. Contohnya Escherichia coli (bakteri usus besar) dan Propionibacterium acne (penyebab jerawat).
  • Diplobasil, yaitu dua sel bakteri basil berdempetan.
  • Streptobasil, yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai. Contohnya Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks pada hewan ternak) dan Azotobacter (bakteri tanah yang mengikat nitrogen).
Bakteri spirila
Bakteri spirila memiliki bentuk-bentuk sebagai berikut.
  • Spiral, yaitu bentuk sel bergelombang. Contohnya Thiospirillopsis floridana (bakteri belerang).
  • Spiroseta, yaitu bentuk sel seperti sekrup. Contohnya Treponema pallidum (penyebab penyakit kelamin sifils).
  • Vibrio, yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma. Contohnya Vibrio cholera (penyebab penyakit kolera).
Struktur dan Fungsi Sel
Struktur dan fungsi sel dapat dibagi menjadi struktur dan fungsi dasar serta struktur tambahan. Struktur dan fungsi dasar dimiliki hampir semua jenis bakteri, sedangkan struktur dan fungsi tambahan dimiliki oleh jenis bakteri tertentu.
Struktur dan fungsi dasar pada sel bakteri meliputi dinding sel, membrane plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
Dinding sel
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk bakteri. Dinding sel bakteri tersusun dari peptidoglikan, yaitu gabungan protein dan polisakarida. Berdasarkan perbedaan ketebalan lapisan peptidoglikan dinding sel, bakteri dapat dibedakan atas bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.
  • Bakteri Gram positif adalah bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tebal. Bakteri ini akan berwarna ungu jika diwarnai dengan pewarnaan Gram. Contohnya Nesseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Vibrio cholera, dan Bacillus subtilis.
  • Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tipis. Bakteri ini akan berwarna merah muda atau merah, jika diwarnai dengan pewarnaan Gram. Contohnya Propionibacterium acnes, Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus,  dan Escherichia coli.
Membran plasma
Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma. Membran plasma tersusun dari lapisan fosfolipid dan protein. Membran plasma bersifat selektif permeabel dan berfungsi untuk mengatur pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya.
Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan sel. Sitoplasma bakteri tidak mengandung banyak organel seperti pada sel eukariotik. Sitoplasma bakteri antara lain mengandung ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
Ribosom
Ribosom adalah organel yang berukuran sangat kecil dan merupakan tempat terjadinya sintesis protein yang dibantu oleh RNA (ribonucleic acid: asam ribonukleat).
DNA
DNA (deoxyribonucleic acid: asam deosiribonukleat) adalah materi pembawa informasi genetik. DNA bakteri berupa rantai tunggal berbentuk melingkar (nukleoid). Beberapa bakteri memiliki tambahan DNA melingkar yang lain yang lebih kecil yang disebut plasmid. DNA bakteri tidak mengandung protein histon dan dengan demikian disebut dengan DNA telanjang.
Granula penyimpanan
Granula penyimpanan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Umumnya bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkannya. Struktur dan fungsi tambahan pada selbakteri meliputi bagian kapsul, flagellum, pilus, dan fimbria, klorosom, vakuola gas, serta endospora.
Kapsul atau lapisan lendir
Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu. Jika lapisan tersebut tebal disebut kapsul, dan jika tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun dari polisakarida dan air. Keduanya  berfungsi untuk membantu sel bakteri melekat pada suatu permukaan atau dengan sel bakteri lainnya. Contohnya bakteri penyebab gigi berlubang (Streptococcus mutans) yang menempel pada permukaan gigi. Kapsul juga berfungsi untuk pertahanan bakteri dari sel-sel fagosit (contohnya sel darah putih dan antibody manusia atau hewan). Hal ini dapat terjadi ketika bakteri berada dalam tubuh manusia atau hewan. Selain itu, kapsul juga berfungsi melindungi sel bakteri saat mengalami kekeringan.
Flagelum
Flagellum (jamak: flagella) atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum tersusun dari protein. Flagellum pada bakteri ada yang berjumlah satu (monotrik), banyak flagellum di satu sisi (lofotrik), satu atau banyak flagellum di kedua ujung (amfitrik), atau tersebar di seluruh permukaan sel (peritrik).
Flagellum berfungsi sebagai alat gerak pada beberapa jenis bakteri yang berbentuk batang dan spiral. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan atau menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya. Misalnya, bakteri belerang akan bergerak menuju lingkungan yang mengandung senyawa kimia belerang. Bakteri yang melakukan fotosintesis bergerak menuju lingkungan dengan intensitas cahaya yang optimal bagi kehidupannya. 
Pilus dan fimbria
Pilus (jamak: pili) adalah struktur berbentuk seperti halus yang menonjol dari dinding sel. Pilus mirip dengan flagellum namun lebih pendek, kaku, dan berdiameter lebih kecil. Pilus tersusun dari protein. Pilus berfungsi sebagai penghubung saat bakteri melakukan konjugasi (pertukaran materi genetik). Selain itu, pilus juga berfungsi sebagai pelekat antara sel bakteri yang satu dengan sel bakteri yang lainnya. Pilus hanya terdapat pada bakteri Gram negatif, contoh Escherichia coli. Fimbria (jamak: fimbriae) merupakan struktur sejenis pilus namun lebih pendek daripada pilus.
Klorosom
Klorosom adalah struktur yang berada tepat di bawah membrane plasma. Klorosom mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis, contohnya Chlorobium (bakteri hijau).
Vakuola gas
Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan melakukan fotosintesis. Vakuola gas memungkinkan bakteri mengapung di air untuk memperoleh cahaya matahari. Dengan demikian, fotosintesis terjadi.
Endospora
Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri Gram positif. Endospora terbentuk di dalam sel bakteri jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Dengan demikian, endospora berfungsi sebagai pertahanan diri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora tebal dan tersusun dari protein. Tebalnya dinding endospora menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi, dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan, endospora tumbuh menjadi sel baru. Contoh bakteri yang dapat menghasilkan endospora adalah Bacillus anthracis. Clostridium tetani (penyebab tetanus), dan Clostridium botulinum (penyebab keracunan makanan kaleng).
Cara Hidup
Seperti organisme lainnya, bakteri membutuhkan makanan agar dapat tumbuh dan berkembang biak. Bakteri memperoleh makanan dengan cara beragam. Selain itu, bakteri juga membutuhkan energi yang diperoleh dari proses perombakan makanannya. Beberapa jenis bakteri membutuhkan oksigen dalam proses perombakan makanan, dan ada bakteri yang tidak membutuhkan oksigen (bakteri aerob dan anaerob). Cara bakteri memperoleh makanan dan kebutuhannya akan oksigen dijadikan dasar pengelompokan bakteri.
Berdasarkan cara memperoleh makanan, bakteri dibedakan menjadi bakteri heterotrof dan bakteri autotrof. Sebagian besar bakteri adalah heterotrof.
Bakteri heterotrof
Bakteri heterotrof (Yunani, hetero = yang lain, thropos = makanan) adalah bakteri yang makanannya berupa senyawa organic dari organisme lain. Bakteri heterotrof terbagi menjadi bakteri saprofit dan bakteri parasit.
Bakteri saprofit
Bakteri saprofit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari sisa-sisa organisme atau produk organisme lain. Sisa-sisa organisme, misalnya daun yang gugur dan kotoran hewan, sedangkan produk organisme, misalnya susu dan daging. Sisa organisme atau produk organisme yang mengandung bakteri akan mengalami proses penguraian. Bakteri saprofit merupakan salah satu organisme pengurai (dekomposer) di alam. Contoh bakteri saprofit adalah Escherichia coli, Lactobacillus bulgaricus (bakteri untuk pembuatan yoghurt), dan Mycobacterium (bakteri pengurai sampah).
Bakteri parasit
Bakteri parasit adalah bakteri yang memperoleh makanan dari inangnya. Inang tempat hidup bakteri adalah tumbuhan, hewan, atau manusia. Jika menimbulkan penyakit pada inangnya, bakteri disebut sebagai bakteri pathogen. Contoh bakteri parasit adalah Mycobacterium tuberculosis (penyebab penyakit TBC pada manusia), Bacillus anthracis, dan Clostridium tetani (penyebab tetanus).
Bakteri autotrof
Bakteri autotrof (Yunani, auto = diri, trophos = memakan) adalah bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri. Bakteri autotrof dibedakan dalam dua kelompok berdasarkan asal energi untuk mensintesis makanannya, yaitu bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof.
Bakteri fotoautotrof
Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi matahari untuk membuat makanannya. Jenis pigmen utama bakteri autotrof adalah klorofil dan karoten. Contoh bakteri fotoautotrof adalah Thiocystis sp.
Bakteri kemoautotrof
Bakteri kemoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia untuk mensintesis makanannya. Energi kimia yang diperoleh dari proses oksidasi senyawa anorganik. Contoh bakteri kemoautotrof adalah sebagai berikut:
  • Nitrosomonas dan nitrosococcus (bakteri nitrit) yang mengoksidasi senyawa ammonia menjadi ion nitrit.
  • Nitrobacter (bakteri nitrat) yang mengoksidadi ion nitrit menjadi ion nitrat.
  • Gallionella (bakteri besi) yang mengoksidasi ion fero menjadi ion feri.
  • Hydrogenobacter (bacteri hydrogen) yang mengoksidasi gas hydrogen menjadi air.
Berdasarkan kebutuhan oksigen untuk merombak makanannya agar memperoleh energi, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri aerob dan bakteri anaerob.
Bakteri Aerob
Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh energinya. Contoh bakteri aerob adalah Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter.
Nitrosomonas dan Nitrosococcus (bakteri nitrit) adalah bakteri yang mengoksidadi ammonia (NH3). Prosesnya adalah sebagai berikut:
2NH3 + 3O2 → 2HNO2 + 2H2O + energi
(amonia)              (nitrit)
Nitrobacter (bakteri nitrat) adalah bakteri yang mengoksidasi ion nitrit (HNO2). Prosesnya adalah sebagai berikut.
2HNO2  + O2 → 2HNO3
(nitrit)                   (nitrat)
Bakteri Anaerob
Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh energinya. Energi diperoleh dari proses perombakan senyawa organic tanpa menggunakan oksigen yang disebut fermentasi. Bakteri anaerob dibedakan menjadi anaerob obligat dan anaerob fakultatif.
Bakteri anaerob obligat
Bakteri anaerob obligat hanya dapat hidup jika tidak ada oksigen. Oksigen merupakan racun bagi bakteri anaerob obligat. Contohnya adalah Micrococcus denitrificans, Clostridium botulinum, dan Clostridium tetani.
Bakteri anaerob fakultatif
Bakteri anaerob fakultatif dapat hidup jika ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anaerob fakultatif adalah Escherichia coli dan Lactobacillus.
Reproduksi
Bakteri umumnya melakukan reproduksi aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner, yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Beberapa jenis bakteri dalam lingkungan yang sesuai dapat membelah setiap 20 menit.
Selain reproduksi secara aseksual, bakteri juga melakukan reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik menghasilkan dua sel bakteri yang masing-masing memiliki kombinasi materi genetik dari sel induk. Rekombinasi genetik pada bakteri dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu transformasi, transinduksi, dan konjugasi.
Transformasi
Transformasi adalah masuknya DNA telanjang ke dalam sel bakteri dan mengubah sifat sel bakteri. Bakteri yang melakukan transformasi contohnya adalah Streptococcus pneumonia, Neisseria gonorrhoeae, Bacillus, dan Rhizobium.
Transduksi
Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke bakteri lainnya dengan perantara organisme lain yaitu bakteriofage.
Konjugasi
Konjugasi adalah pemindahan materi genetik secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan di antara dua sel bakteri yang berdekatan. Konjugasi umumnya terjadi pada bakteri Gram negatif, misalnya Escherichia coli.
Habitat    
Bakteri dapat hidup pada berbagai habitat. Bakteri ditemukan di mana-mana, misalnya di tanah, air, udara, sisa makhluk hidup, dan dalam tubuh organisme lain. Umumnya bakteri hidup pada lingkungan yang lembap atau agak basah, dengan temperatur 25 – 37oC. Lingkungan tersebut merupakan kondisi optimal untuk perkembangbiakan bakteri dengan cepat.
Klasifikasi Eubacteria
Eubacteria dikelompokkan menjadi lima filum yaitu, Proteobacteria, Cyanobacteria, Spirochetes, Chlamydias, dan bakteri Gram-positif.
Proteobacteria
Proteobacteria merupakan kelompok terbesar bakteri. Proteobacteria dikelompokkan menjadi bakteri ungu yang bersifat fotoautotrof atau fotoheterotrof, proteobacteria yang bersifat kemuautotrof atau kemoheterotrof. Bakteri ungu mengandung klorofil yang terdapat pada membran plasma. Beberapa  jenis bakteri ungu memiliki flagella. Sebagian besar bakteri ungu merupakan anaerob obligat dan hidup di endapan kolam, danau, atau lumpur, contohnya adalah Chromatium.
Proteobacteria kemoautotrof hidup bebas atau bersimbiosis dengan makhluk hidup lain. Beberapa jenis berperan penting dalam siklus biogeokimia di dalam suatu ekosistem, yaitu mengikat nitrogen (mengubah N2 di atmosfer menjadi senyawa nitrogen yang dapat digunakan tumbuhan). Contoh proteobacteria kemoautotrof adalah Rhizobium. Rhizobium hidup bersimbiosis dalam akar tanaman kacang-kacangan.
Proteobacteria kemoautotrof meliputi bakteri yang hidup dalam saluran pencernaan manusia dan hewan. Sebagian besar bakteri dalam kelompok ini berbentuk batang dan bersifat anaerob fakultatif. Contoh Proteobacteria kemoautotrof adalah Escherichia coli dan Salmonella.
Cyanobacteria
Cyanobacteria sering disebut juga ganggang hijau-biru atau ganggang lendir. Disebut ganggang hijau-biru karena Cyanobacteria memiliki klorofil seperti halnya ganggang hijau. Disebut ganggang lendir karena pada bagian luar dinding selnya terdapat lapisan lendir. Pada beberapa jenis Cyanobacteria, lapisan lendir dapat membantu gerakan secara meluncur. Cyanobacteria berukuran 1-60 πm. Cyanobacteria hidup soliter atau berkoloni. Koloni Cyanobacteria dapat berbentuk benang, lembaran, atau bola berongga.
Pada Cyanobacteria bentuk benang, misalnya Anabaena, terdapat tiga macam sel utama, yaitu heterokista, akinet, baeosit. Heterokista merupakan sel berdinding tebal yang berguna untuk mengikat nitrogen. Akinet adalah sel berdinding tebal yang berfungsi untuk pertahanan diri. Sedangkan baeosit adalah sel-sel bulat kecil hasil reproduksi. Baeosit juga berfungsi untuk melakukan fotosintesis.
Sitoplasma Cyanobacteria tidak memiliki banyak organel serta tidak memiliki membran inti (prokariot). Membran fotosintetiknya (membran tilakoid) mengandung pigmen klorofil, karoten, dan pigmen tambahan. Pigmen tambahan berupa fikosianin yang berwarna biru dn fikoeritrin yang berwarna merah. Pigmen-pigmen tersebut menyebabkan warna Cyanobacteria beraneka ragam dari hijau, merah, ungu, sampai kehitaman. Tubuh Cyanobacteria juga memiliki vakuola gas yang memungkinkannya mengapung dekat permukaan air, yang memiliki intensitas cahaya matahari yang tinggi. Cyanobacteria membutuhkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis.
Cyanobacteria hidup secara fotoautotrof dengan mengasimilasi senyawa sederhana misalnya CO2, ion nitrat atau ammonium, dan beberapa ion anorganik lainnya. Perbedaan Cyanobacteria dengan bakteri fotoautotrof adalah Cyanobacteria menghasilkan O2 dalam proses fotosintesisnya sedangkan bakteri  fotoautotrof tidak menghasilkan O2.
Reproduksi Cyanobacteria adalah secara aseksual dengan cara membelah diri (pembelahan biner), fragmentasi bagian dari filament (hormogonia), dan pembentukan akinet (spora). Pembelahan biner dilakukan oleh Cyanobacteria bersel satu, sedangkan fragmentasi pada bagian hormogonia dilakukan oleh Cyanobacteria yang berbentuk benang. Pada kondisi lingkungan yang buruk, akinet terbentuk agar Cyanobacteria dapat bertahan hidup. Jika lingkungan telah membaik, akinet dapat membentuk filament baru. Reproduksi secara seksual belum diketahui.
Cyanobacteria dapat ditemukan pada berbagai lingkungan misalnya danau, laut, sungai, tanah, batu, dan rawa. Cyanobacteria dapat terlihat dengan mata telanjang berupa lapisan tipis berwarna hijau-biru, merah, atau ungu kehitaman.
Pada saat tertentu, Cyanobacteria yang hidup di air muncul berlimpah sehingga menyebabkan air tampak seperti warna Cyanobacteria tersebut. Contohnya Cyanobacteria berwarna hijau-biru (Anabaena) yang membuat air sawah tampak kehijauan dan Cyanobacteria merah (Oscillatoria rubescens) membuat laut di daerah Timur Tengah berwarna merah sehingga disebut Laut Merah.
Beberapa jenis Cyanobacteria yang dapat mengikat nitrogen berperan sebagai tumbuhan perintis pada habitat miskin nutrisi (makanan), misalnya pantai berpasir dan gurun. Salah satu Cyanobacteria, Synechococcus lividus dapat hidup di daerah ekstrim, misalnya habitat dengan tingkat keasaman tinggi (pH 4,0) dan temperature tinggi (70o). Sedangkan jenis lainnya ada yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya Nostoc dan Anabaena azollae. Nostoc hidup bersama dengan jamur membentuk lumut kerak (lichen) Peltigera, serta hidup di akar tumbuhan paku  air Azolla pinata.
Simbiosis antara Cyanobacteria dengan organisme lain saling memberi keuntungan. Cyanobacteria terutama berperan dalam memberikan nutrisi organic pada organisme simbiotiknya. Sedangkan organisme simbiotiknya memberi kelembapan dan nutrisi anorganik pada Cyanobacteria.
Spirochetes
Spirochetes bukan merupakan kelompok yang besar dari Eubacteria. Namun, keberadaan Spirochetes mempengaruhi kehidupan manusia karena beberapa jenis menyebabkan penyakit.
Spirochetes berbentuk spiral dengan panjang 5-250 πm. Spirochetes merupakan bakteri Gram-negatif. Spirochetes memiliki suatu struktur unik yang disebut filament aksial. Filament aksial merupakan semacam serabut di sepanjang tubuh, di dalam selubung terluar, tetapi di luar dinding sel. Filament aksial berfungsi untuk membuat gerakan berputar.
Habitat Spirochetes bervariasi. Ada yang hidup bebas di lumpur atau air, sebagai parasit dalam tubuh manusia, atau  hidup dalam lambung hewan memamah biak. Contoh Spirochetes antara lain Treponema pallidum (penyebab penyakit sifilis pada manusia), beberapa jenis Treponema lain yang hidup dalam lambung hewan memamah biak, dan Leptospira interrogans (penyebab penyakit leptospirosis).
Chlamydias
Chlamydias merupakan kelompok bakteri yang memiliki ukuran paling kecil (0,2 – 1,5 πm). Bentuk tubuh Chlamydias tidak beraturan. Chlamydias hanya dapat hidupsebagai parasit dalam sel-sel makhluk hidup lain. Kelompok bakteri ini unik karena memiliki dua bentuk sel dalam siklus hidupnya, yaitu badan dasar dan badan inisial (initial body). Badan dasar masuk ke dalam sel inang dan berkembang menjadi badan inisial. Badan inisial tumbuh dan membelah diri, lalu membentuk badan dasar kembali dan dilepaskan dari sel inang yang disertai pecahnya sel inang. Contoh Chlamydias adala Chlamydia psittaci (penyebab infeksi mata, penyakit menular seksual, dan beberapa jenis penyakit pneumonia).
bakteri Gram-positif
beberapa bakteri Gram-positif membentuk endospora (struktur dormansi yang bersifat tahan terhadap panas). Endospora dibentuk ketika lingkungan miskin akan zat makanan. Sel induk pecah dan endospora dilepaskan. Endospora dapat bertahan dalam keadaan lingkungan yang ekstrim, misalnya suhu tinggi, suhu rendah, atau kekeringan. Pada kondisi lingkungan yang membaik, endospora menjadi aktif dan membelah diri, membentuk sel-sel seperti induknya. Dormansi endospora dapat bertahan lebih dari seribu tahun. Contoh bakteri Gram-positif yang dapat membentuk endospora adalah Bacillus dan Clostridium.
Contoh lain bakteri Gram-positif adalah kelompok Actinomycetes dan Mycoplasma. Actinomycetes berbentuk filamen bercabang yang menyerupai jamur. Actinomycetes berkembang biak dengan membentuk rantai spora di ujung filamen. Actinomycetes yang tidak membentuk spora berkembang biak dengan cara memutuskan ujung filamen. Selanjutnya, filamen tersebut membelah diri.
Contoh Actinomycetes adalah Mycobacterium tuberculosis (penyebab penyakit TBC), Streptomyces (penghasil antibiotic streptomisin), Actinomycetes banyak dimanfaatkan sebagai penghasil beberapa macam antibiotik.
Mycoplasma tidak memiliki dinding sel, tapi beberapa jenis memiliki struktur mengeras di luar membran plasma. Beberapa Mycoplasma berukuran lebih kecil dibandingkan Chlamydias. Contohnya Mycoplasma gallisepticum (dikenal sebagai bakteri terkecil).